Frank Lloyd Wright disebut sebagai salah satu arsitek paling kenamaan di era modern, dengan karya lebih dari 300 desain rumah. Frank Llyord Wright juga menjadi arsitek yang dikagumi hingga sekarang oleh arsitek-arsitek lain. Saya mencoba mengupas dan belajar tentang arsitektur Frank Llyord Wright sekaligus menunjukkan beberapa kualitas desainnya yang mungkin bisa memberikan inspirasi.
Cita rasa arsitektur Frank Llyord Wright dimulai dengan permainan menyusun balok yaitu ‘Froebel Blocks” merupakan permainan dan metode pendidikan untuk anak-anak. Permainan ini kelak
memberikan inspirasi pada intuisi spasial Frank Llyord Wright untuk karya-karyanya, Permainan ini mengajak anak-anak memahami ruang dalam skala kecil dengan menyusun balok-balok dalam berbagai bentuk, dalam hal ini mengasah kepekaan mereka akan konsekuensi ruang akibat penyusunan dan penataan balok.
Salah satu karya frank lloyd wright adalah Fallingwater yang di bangun pada tahun 1935-1939 diperuntukan bagi bapak dan ibu Edgar J. Kaufmann sr, di Bear Run,Pennsylvania. Fallingwater ini dirancang sesuai dengan keinginan wright untuk menempatkan para tamu disekitar lingkungan,dengan mengalirkan air terjun dibawah bangunan dan menyesuaikan dengan tempat dan keadaan alam di sekitarnya. Konstruksinya menggunakan rangkaian balkon didukung balok balok, dengan menggunakan batu kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton untuk permukaan horizontal.
a. Bentuk Fasade
Falling
Water memilii karakter bidang horizontal dan vertikal yang sangan kuat. Bidang
bidang tersebut terbentuk dari bidang persegi empat yang dikomposisikan
sedemikian rupa oleh Wright sehingga membentuk bentukan masa yang dinamis.
Tidak hanya
komposisi vertikal dan horizontal, namun skala dan dimensi bidang yang berbeda
pun menjadi pertimbangan agar bangunan tidak hanya terlihat sebagai rumah kotak
kotak saja.
Penerapan
konsep menonjol dengan bayangan pun dulakukan Wright sehingga menjadi nilai
tambah.
b. Masa bangunan
Bentukan masa yang lagi lagi terdiri dari komposisi persegi 3 dimensional menjadi gubahan masa yang sederhana namun indah dengan proporsi bentuk dan dimensi yang tepat. Sekilas bangunan ini nampak menonjol jika dibanding dengan lingkungan sekitar, namun jika diamati dengan benar, maka akan terasa keidealan Wright dalam merancang Falling Water dengan skala yang seimbang antara bangunan dengan alam sekitar.
Falling water yang berdiri kokoh diatas
sebuah lahan air terjun menginspirasi Wright untuk membuat sebuah balkon
menjorok yang digunakan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar.
Permainan masa bentuk horizontal dan vertikal ini cukup menonjol pada bangunan
selain karna ingin mengadopsi bentuk alam yang tidak beraturan, tujuan utama
dari pembentukan masa seperti ini adaah mengikuti fungsi dari ruang pada
bangunan tersebut.
c. Warna dan Material
Warna dan
material yang digunakan merupakan material dan warna yang bernadakan alam.
Seperti penggunaan batu alam dan warna coklat. Selain itu material fabrikasi
seperti kaca dan beton pun turut mengokohkan rumah ini. Penggunaan kaca
dianggap sebagai salah satu alternatif penyekat yang mampu memberikan kesan
terbuka dan menyatu dengan alam.
d. Layout denah
Falling
water terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama terdiri dari dapur, ruang makan
yang menyatu dengan Social/Main Living Area yang tembus ke teras luar. Kemudian
dilantai dua terdiri dari master suit badroom yang diberi teras besar, ruang
pakaian, kamar tamu, dan km/wc. Dan terakhir Lantai tiga terdiri ruang
belajar,km/wc dan galery tanaman.
Konsep dari
layout ruangan falling water adalah open living concept. Open living consep
yaitu suatu konsep dimana tidak adanya sekat antar ruang memberikan kesan
menyatu dengan alam, karena Frank Llyod Wright lebih dikenal dengan arsitektur
organiknya yaitu berupaya menyatukan bangunan dengan alam sekitarnya.
Denah
menggunakan bentuk asimetri, dengan mengunakan ‘local symmetry’ Repetisi (
komposisi bidang vertikal dan horisontal ). Yaitu organisasi ruang yang di
bentuk berdasarkan fungsi Dan sumbu yang semula berbentuk kubus/kotak kemudian
berkembang mengalir menurut fungsinya. Wrigh selalu mempertimbangkan pendekatan
hirarki ruang dan skala ruang dalam mendesain organisasi ruangan dalam denah.
Desain denah menggunakan prinsip keseimbangan simetri dan keseimbangan asimetri
untuk menciptakan organisasi ruang yang dinamis dan seimbang.
Hampir semua
karya Wright menggunakan pola sirkulasi entrance tersamar, begitu pun dengan
Falling water. Rumah ini menggunakan pola sirkulasi entrance tersamar. ini
terlihat dari pintu masuk yang tidak lansung mengarah ke jalan.
Untuk
sirkulasi didalam rumah, Wright sengaja memberikan bukaan lebar agar ruang yang
satu dengan yang lainnya terkesan menyatu. Ini dikarenakan seperti yang
sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa Wright menerapkan open living konsep.
sumber:http://www.adri1618.com/2013/11/architecture-of-falling-water-by-frank.html
tambahkan arsiteknya
BalasHapus