Jumat, 07 Maret 2014

KARYA-KARYA FRANK LLOYD WRIGHT


Frank Lloyd Wright disebut sebagai salah satu arsitek paling kenamaan di era modern, dengan karya lebih dari 300 desain rumah. Frank Llyord Wright juga menjadi arsitek yang dikagumi hingga sekarang oleh arsitek-arsitek lain. Saya mencoba mengupas dan belajar tentang arsitektur Frank Llyord Wright sekaligus menunjukkan beberapa kualitas desainnya yang mungkin bisa memberikan inspirasi.

Cita rasa arsitektur Frank Llyord Wright dimulai dengan permainan menyusun balok yaitu ‘Froebel Blocks” merupakan permainan dan metode pendidikan untuk anak-anak. Permainan ini kelak
memberikan inspirasi pada intuisi spasial Frank Llyord Wright untuk karya-karyanya, Permainan ini mengajak anak-anak memahami ruang dalam skala kecil dengan menyusun balok-balok dalam berbagai bentuk, dalam hal ini mengasah kepekaan mereka akan konsekuensi ruang akibat penyusunan dan penataan balok.
Salah satu karya frank lloyd wright adalah Fallingwater yang di bangun pada tahun 1935-1939  diperuntukan bagi bapak dan ibu Edgar J. Kaufmann sr, di Bear Run,Pennsylvania. Fallingwater ini dirancang sesuai dengan keinginan wright untuk menempatkan para tamu disekitar lingkungan,dengan mengalirkan air terjun dibawah bangunan dan menyesuaikan dengan tempat dan keadaan alam di sekitarnya. Konstruksinya menggunakan rangkaian balkon didukung balok balok, dengan menggunakan batu kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton untuk permukaan horizontal.
a.       Bentuk Fasade
Falling Water memilii karakter bidang horizontal dan vertikal yang sangan kuat. Bidang bidang tersebut terbentuk dari bidang persegi empat yang dikomposisikan sedemikian rupa oleh Wright sehingga membentuk bentukan masa yang dinamis.
Tidak hanya komposisi vertikal dan horizontal, namun skala dan dimensi bidang yang berbeda pun menjadi pertimbangan agar bangunan tidak hanya terlihat sebagai rumah kotak kotak saja.
Penerapan konsep menonjol dengan bayangan pun dulakukan Wright sehingga menjadi nilai tambah.
b.      Masa bangunan


Bentukan masa yang lagi lagi terdiri dari komposisi persegi 3 dimensional menjadi gubahan masa yang sederhana namun indah dengan proporsi bentuk dan dimensi yang tepat. Sekilas bangunan ini nampak menonjol jika dibanding dengan lingkungan sekitar, namun jika diamati dengan benar, maka akan terasa keidealan Wright dalam merancang Falling Water dengan skala yang seimbang antara bangunan dengan alam sekitar.
    Falling water yang berdiri kokoh diatas sebuah lahan air terjun menginspirasi Wright untuk membuat sebuah balkon menjorok yang digunakan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar. Permainan masa bentuk horizontal dan vertikal ini cukup menonjol pada bangunan selain karna ingin mengadopsi bentuk alam yang tidak beraturan, tujuan utama dari pembentukan masa seperti ini adaah mengikuti fungsi dari ruang pada bangunan tersebut.

c.       Warna dan Material
Warna dan material yang digunakan merupakan material dan warna yang bernadakan alam. Seperti penggunaan batu alam dan warna coklat. Selain itu material fabrikasi seperti kaca dan beton pun turut mengokohkan rumah ini. Penggunaan kaca dianggap sebagai salah satu alternatif penyekat yang mampu memberikan kesan terbuka dan menyatu dengan alam.


d.      Layout denah
Falling water terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama terdiri dari dapur, ruang makan yang menyatu dengan Social/Main Living Area yang tembus ke teras luar. Kemudian dilantai dua terdiri dari master suit badroom yang diberi teras besar, ruang pakaian, kamar tamu, dan km/wc. Dan terakhir Lantai tiga terdiri ruang belajar,km/wc dan galery tanaman.
Konsep dari layout ruangan falling water adalah open living concept. Open living consep yaitu suatu konsep dimana tidak adanya sekat antar ruang memberikan kesan menyatu dengan alam, karena Frank Llyod Wright lebih dikenal dengan arsitektur organiknya yaitu berupaya menyatukan bangunan dengan alam sekitarnya.
Denah menggunakan bentuk asimetri, dengan mengunakan ‘local symmetry’ Repetisi ( komposisi bidang vertikal dan horisontal ). Yaitu organisasi ruang yang di bentuk berdasarkan fungsi Dan sumbu yang semula berbentuk kubus/kotak kemudian berkembang mengalir menurut fungsinya. Wrigh selalu mempertimbangkan pendekatan hirarki ruang dan skala ruang dalam mendesain organisasi ruangan dalam denah. Desain denah menggunakan prinsip keseimbangan simetri dan keseimbangan asimetri untuk menciptakan organisasi ruang yang dinamis dan seimbang.
Hampir semua karya Wright menggunakan pola sirkulasi entrance tersamar, begitu pun dengan Falling water. Rumah ini menggunakan pola sirkulasi entrance tersamar. ini terlihat dari pintu masuk yang tidak lansung mengarah ke jalan.
Untuk sirkulasi didalam rumah, Wright sengaja memberikan bukaan lebar agar ruang yang satu dengan yang lainnya terkesan menyatu. Ini dikarenakan seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa Wright menerapkan open living konsep.

sumber:http://www.adri1618.com/2013/11/architecture-of-falling-water-by-frank.html

1 komentar: